Asslamualaikum Wr. Wb
Yang saya hormati, Ketua Umum PMII Cabang kota Malang
Yang saya hormati, segenap pengurus PMII Budi Utomo Malang
Yang saya hormati, segenap kader-kader baru PMII Budi Utomo dan peserta Pelatihan
Marilah
pada kesempatan yang baik dan Insya
Allah, penuh berkah ini, sekali lagi kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat
Allah SWT karena kepada kita masih diberikan nikmat kesempatan, nikmat
kekuatan, dan semoga nikmat kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya
kita, serta tugas dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa, dan negara
tercinta. Kita juga bersyukur ke hadirat Allah SWT karena pada malam hari ini
dapat bersama-sama menghadiri acara “MAPABA Komisariat Budi Utomo Malang yang ke IV di kota
Batu malang”.
Saya
juga mengajak sahabat-sahabat se-pergerakan sekalian untuk menghaturkan
shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikut Rasulullah, insya Allah, termasuk kita-kita semua sampai akhir zaman.
Sahabat-sahabat PMII yang sangat saya banggakan;
Sejak
Tahun 1960 sampai hari ini, PMII terus tumbuh menjadi organisasi yang
memproduksi kader secara terus-menerus. Dengan berlandaskan Islam Ahlusunnah
wal jamaah sebagai landasan teologinya, sudah seharusnya PMII sebagai
organisasi pergerakan mampu “mendayung”
ditengah rotasi zaman yang serba kompleks dan berubah secara terus-menerus.
Sahabat-sahabat;
Membangun
negara dan bangsa dengan populasi penduduk -+ 230 juta orang, letak geografis
yang membentang dari Sabang sampai Merauke, dengan kompleksitas permasalahan
dan tantangan yang kita hadapi tidak semudah membalik telapak tangan. Kita tahu
semuanya itu diperlukan tekad yang membaja, kerja keras, persatuan dan
kebersamaan seluruh rakyat Indonesia. Dalam konteks ini, saya berharap, PMII
betul-betul menjadi motor penggerak, menjadi agent of change dan agent of development menuju
kebangkitan dan masa depan bangsa yang lebih baik.
Sejak
kelahirannya, pada tahun 1960, kemudian 3, 4, 5 tahun negara kita mengalami
prahara politik. Dan PMII telah menunjukkan jasanya yang luar biasa. Demikian
juga, sepanjang perjalanan. Oleh karena itu, kita tidak boleh hanya
membanggakan prestasi masa lampau tapi mesti mengukir prestasi-prestasi terbaru
di masa depan.
Sahabat-sahabati yang saya banggakan;
Membangun
paradigma gerakan memang sulit, bahkan sesulit membaca kenyataan yang
semestinya menjadi pijakan paradigma itu. Gerakan manapun yang dibangun tanpa
landasan kenyataan hanya akan menjadi korban sejarah atau, katakanlah, tidak
pernah menjadi struktur apalagi sebuah peradaban.
Paradigma
yang baik adalah paradigma yang mampu menjadikan sejarah sebagai bahan penyusun
yang dipadukan dengan kenyataan hari ini. Sejarah memiliki peranan penting
dalam penyusunan paradigma gerakan karena sejarah menyimpan masa lalu sebagai
pijakan untuk menyusun masa kini dan masa depan. Jadi, dengan mengkombinasikan
antara sejarah dan real-life hari
ini, kita akan mampu membaca kenyataan secara baik dan benar sehingga kita
tidak akan terjebak dalam kenyataan mediatik yang manipulatif dan menyesatkan.
Dengan
selalu berangkat dari kenyataan real,
kita akan mampu menangkap struktur apa yang saat ini sedang bergerak dan
gerakan yang kita jalankan akan mampu memutus roda-gila (free-wheel) peradaban yang hegemonik.
Sahabat-sahabat PMII yang saya hormati dan saya banggakan;
Memang,
saat ini orang selalu berfikir instan dan hanya mau melihat hasil tanpa mau
melihat bagaimana sebuah proses terjadi untuk mewujudkan utopia. Sehingga
benturan pertama bagi sebuah paradigma untuk berjalan adalah dampak jangka-pendeknya.
Atau dengan kata lain, problem survival
menuntut kita untuk meninggalkan pikiran-pikiran panjang kita. Paradigma
gerakan harus mampu berkayuh di antara gelombang panjang dan gelombang pendek
agar gelombang panjang tetap terkejar dan gelombang pendek tidak cukup kuat
untuk menghancurkan biduk kita yang rapuh.
Sahabat-sahabat PMII yang saya hormati dan saya banggakan;
Paradigma
menempati posisi yang sangat penting dalam gerakan sebagai pemandu-gerak.
Diawali dengan pembacaan realitas masalah yang demikian kompleks, maka
paradigma harus mencerminkan masalah sebenarnya yang tengah dihadapi oleh kita
semua sebagai komunitas besar "bangsa" Indonesia. Tanpa diawali
dengan pembacaan semacam ini, perdebatan paradigma pasti akan terjebak ke dalam
logosentrisme yang sia-sia.
Sahabat-sahabta
yang saya cintai dan saya banggakan;
PMII,
selama 52 tahun usianya telah
menghantarkan generasi berikut menuju tangga gerakan yang lebih tinggi. PMII
tetap menjadi bagian dari tata peradaban bangsa yang memiliki kontribusi
pembangunan yang tak dapat dielakkan.
Oleh
sebab itu, paradigma gerakan PMII sudah seharusnya ditujukan untuk kemajuan (progress) komunitas besar dari mana ia
berasal. Kemajuan dalam pengertian "naik-kelas" dari komunitas yang
tidak dapat berbuat apa-apa, menjadi bersuara dan didengar oleh orang lain.
Dari situlah kerja-kerja gerakan adalah kerja-kerja sistem peradaban itu sendiri, sehingga para kader PMII memiliki gerakan dengan tingkat survival yang tinggi dan tidak terjebak dalam kenikmatan sesaat yang ditawarkan oleh sistem yang hendak diubahnya.
Sahabat-sahabat PMII yang saya hormati dan saya banggakan;
Akhirnya,
PMII ke depan teruslah menjadi pelopor, pembaharu, dan satu elemen yang
melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
Dengan
pesan dan harapan itu, melalui sarana PKM / Pelatihan Kader Madya maka sekali
lagi, saya mengucapkan selamat melakukan konsolidasi kaderisasi secara
nasional. Semoga apa yang sahabat-sahabat lakukan dapat memberikan kontribusi
yang maha dahsyat, bukan hanya kepada PMII sendiri, bukan hanya kepada keluarga
besar Nahdlatul Ulama, bukan hanya kepada umat Islam, tetapi juga kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai.
Sekian,
Wallahul Muwafiq Ila Aqwamit Thariq
Wassalamualaikum Wr.Wb
0 komentar:
Posting Komentar